MENIMBANG CINTA
Jadikan
cinta menjadi warna hatimu, hingga setiap orang yang kau temui menjadi
inspirasi kebaikan yang akan kau tebarkan kembali. Jadikan cinta sebagai
gambaran wajahmu sehingga orang akan bahagia ketika berdekatan denganmu karena
percikan cahaya-Nya terpancar melalui senyum tulusmu.
Mari
mengukur cinta, dengan ukuran iman. Dengan ukuran nabi kita, Nabi Muhammad. Rasulullah
tentang bagaimana mengukur kadar cintamu kepada yang engkau cintai.
v Memilih kalam
kekasihnya daripada kalam selain kekasihnya
Sebuah pertanyaan
besar untuk kita semua. Salah satu cara mengetahui berapa besar rasa cinta kita
adalah dengan “menghitung” seberapa sering kita berkomunikasi atau berdialog
dengan yang kita cintai. Mari kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika
di samping kita ada sebuah majalah dan kitab suci Al-Quran. Manakah yang kita
pilih untuk kit abaca terlebih dahulu?
Rasanya
tidak salah kalau orang menyebut kita pandai mencari alasan. Pada umumnya,
jawaban kita yaitu, “Baca Al-Quran kan bisa nanti.”
Hem.,
sebenarnya hati nurani kitapun bisa menyanggah alasan itu dengan, “ membaca
majalahpun bisa nanti.”
Saudaraku,
inilah bukti. Ketika kita lebih memilih berdialog dengan selainnya, itu adalah
tanda bahwa cintamu kepadanya sempurna.
v Lebih memilih
bergaul dengan kekasihnya daripada
bergaul dengan selain kekasihnya
Seseorang
yang benar-benar mencintai Allah akan lebih suka duduk bersama, berdua di
tempat yang sepih dengan tuhannya daripada bergaul dengan selain-Nya, ia lebih
menyukai duduk bersama orang-orang yang
mencintannya. Ia tahu, ketika ia duduk bersama dengan orang-orang yang
mencintai-Nya, merekapun akan selalu membicarakan siapa yang mereka cintai. Mereka
akan selalu membicarakan allah taala.
Ia
pun tiada akan bisa tenang jika dalam suatu majlis di dalamnya tiada disebut
dan diagungkan asma Allah. Ia ingin cepat-cepat pergi dari majelis tersebut,
takut menjadi majelis yang tidak di ridhai
v Lebih memilih
keridhaan kekasihnya daripada keridaan selain kekasihnya
Apapun yang
menjadi agenda, rencana dan tujuan selalu ia sandarkan kepada siapa yang ia
cintai. Hanya kepada Allah taala. Ia lebih mengutamakan Allah dari apapun.
(Yus ibnu yasin tahun 2012)
(Yus ibnu yasin tahun 2012)